"Biaya jasa pengiriman barang sekarang mencapai 14 persen dari total biaya-biaya, padahal seharusnya hanya sekira lima persen. Ini yang membuat produk-produk kita kurang dapat bersaing karena tingginya biaya jasa pengiriman barang," papar Mendag Mari Elka Pangestu ketika menjadi pembicara di sebuah diskusi di BKPM Selasa (28/06/2011).
Mahalnya biaya pengiriman, menurutnya adalah karena masih terhambatnya konektivitas antarpulau di Indonesia dan dunia.
"Di Indonesia, masih ada juga masyarakat yang belum menikmati dampak pembangunan, karena 60 persen penduduk miskin itu ada di Jawa. Pemerataan di wilayah timur Indonesia juga terhambat, di Papua harga kebutuhan pokok bisa tiga kali lipat dibandingkan di sini," lanjutnya.
Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur menjadi suatu hal yang harus dilakukan pemerintah agar konektivitas antarpulau di Indonesia bisa lebih teratasi.
"Pelabuhan Tanjung Priok misalnya, ini penting sekali karena 70 persen barang masuk dari sana. Kalau kita bisa turunkan tingkat kemacatan di sana itu berdampak besar bagi konektivitas antarpulau. Selain itu, supply chain seperti tenaga kerja bagi pusat-pusat kota akan lebih terjamin," paparnya lagi.
Selain pembangunan infrastruktur, Mari juga menyebut konektivitas dalam hal sistem agar bisa melancarkan pertukaran barang dan jasa antarwilayah.
"Bagaimana agar pengurusan dokumen lebih cepat, birokrasi, dan pelayanan publik lebih efisien," tandas Mari.